Contact Form

 

EKOSISTEM TAMAN KOTA


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap lingkungan fisik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suhu udara maksimum di sebuah kota biasanya dicapai pada daerah kota yang padat penduduknya yang merupakan pusat kota. Suhu terendah pada suatu kota biasanya berada pada daerah pinggiran kota utama. Kelembapan udara di kawasan kota lebih kecil daripada daerah sekitarnya karena banyaknya pengerasan (jalan yang diaspal), bagunan yang tinggi,  kurangnya pori-pori permukaan dan kurangnya transpirasi tanaman.
Vegetasi sangat bermanfaat untuk mengatasi masalah lingkungan di perkotaan. Selain memberikan kesan estetika, mengontrol erosi, dan air tanah, mengurangi polusi udara, mengendalikan air limbah, mengurangi pantulan cahaya matahari, serta mengurangi bau. Untuk itu, di dalam perencanaan pengembangan kota, dapat dilakukan dengan upaya penghijaun kota. Penghijauan kota merupakan usaha untuk menghijaukan kota dengan melaksanakan pengelolaan taman kota, taman-taman lingkungan, dan jalur hijau. Peranan taman kota bukan hanya berfungsi sebagai penghias kota, tetapi juga untuk menciptakan suasana lingkungan yang nyaman. Fungsi hutan kota sangat tergantung pada vegetasi yang digunakan maka sebenarnya luas lahan perkotaan tidak menjadi masalah dalam upaya pengembangan taman kota. Yang terpenting adalah jumlah dan keanekaragaman vegetasi yang ditanam sebanyak mungkin. Dalam materi kali ini, akan dibahas mengenai bagaiman ekosistem dari taman kota mulai dari karakteristik, struktur, dan peranannya dalam menjaga lingkungan kota.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik ekosistem taman kota?
Bagaimana struktur ekosistem taman kota?
Bagaimana peranan ekosistem taman kota?
1.3 Tujuan
Untuk memahami karakteristik ekosistem taman kota.
Untuk mengetahui struktur ekosistem taman kota.
Untuk mengetahui peranan taman kota.
PEMBAHASAN
2.1  Karakteristik Ekosistem Taman Kota
Laurie (1986) mengemukakan bahwa asal mula pengertian kata taman (garden) dapat ditelusuri pada bahasa Ibrani gan, yang berarti melindungi dan mempertahankan; menyatakan secara tidak langsung hal pemagaran atau lahan berpagar, dan oden atau eden, yang berarti kesenangan atau kegembiraan. Jadi dalam bahasa Inggris perkataan “garden” memiliki gabungan dari kedua kata-kata tersebut, yang berarti sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan kegembiraan. Sedangkan menurut Djamal (2005), taman adalah sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu di dalamnya ditanam pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang dapat dikombinasikan dengan kreasi dari bahan lainnya. Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bersantai, bermain dan sebagainya.
Taman kota dapat dikatakan sebagai ruang didalam kota yang ditata untuk menciptakankeindahan, kenyamanan, keamanan, dan kesehatan bagi penggunanya. Taman kota dilengkapi dengan beberapa fasilitas untuk kebutuhan masyarakat kota sebagai tempat rekreasi. Selain itu, taman kota difungsikan sebagai paru-paru kota, pengendali iklim mikro, konservasi tanah dan air, dan habitat berbagai flora dan fauna. Pepohonan yang ada dalam taman kota dapat memberikan manfaat keindahan, penangkal angin, dan penyaring cahaya matahari. Taman kota berperan sebagai sarana pengembangan budaya kota, pendidikan, dan pusat kegiatan kemasyarakatan. Pembangunan taman dibeberapa lokasi akan menciptakan kondisi kota yang indah, sejuk, dan nyaman serta menunjukkan citra kota yang baik.
Beberapa karakteristik dari taman kota, antara lain:
Vegetasi pada taman kota umumnya beragam, mulai dari rumput, semak, perdu, dan pohon.
Mudah dijangkau oleh penduduk kota dan dapat memenuhi fungsi perlindungan dan regulatifnya, seperti kelestarian tanah, tata air, mengurangi polusi udara, mengurangi kebisingan, dan sebaginya.
Ekosistem yang berada di dalam taman kota dipengaruhi oleh beberapa faktor abiotik, antara lain suhu, intensitas sinar matahari, air, tanah, ketinggian, kangin, dan garis lintang.
Hanya memiliki sedikit komunitas biotik, umumnya hanya berupa serangga yang memakan daun tumbuhan.
Karakter dan kenyamanan kota banyak dipengaruhi oleh keadaan dan
susunan RTH.  Menurut Simonds (1983), RTH dapat berupa:
a)      Waterfront (pantai, tepi danau atau tepi sungai),
b)      Blueways (sungai, selokan, dan dataran banjir),
c)      Greenways (jalan umum, jalan taman, koridor jalan, jalur pejalan kaki, jalur lari, dan jalur sepeda),
d)      Taman kota dan areal rekreasi,
e)      Ruang terbuka hijau lainnya: hutan kota, kebun, dan persemaian di tengah Idealnya, RTH satu sama lain saling berhubungan sehingga membentuk bingkai hijau di dalam dan di sekitar kota.
Terdapat jenis pohon pada taman kota ditemukan 44 spesies pohon yang tercakup dalam 24 famili. Ditinjau dari keliarannya (budidaya atau non-budidaya) 10 spesies tergolong pohon non-budidaya (pohon yang tumbuh secara alami) dan 34 spesies tergolong pohon budidaya, yaitu pohon yang sudah biasa dibudidayakan. Spesies pohon yang ditanam umumnya spesies yang biasa digunakan sebagai tanaman penghijauan dan peneduh jalan. Spesies tersebut juga ditemukan di hutan kota yang lain, yaitu Acacia auriculiformis, Casia siamea, Paracerianthes falcataria, dan Leucaena leucocephala.

2.2  Struktur Ekosistem Taman Kota
Taman kota pada saat itu adalah ruang terbuka yang umumnya terdiri dari pohon–pohon (vegetasi) dan setiap orang dapat menikmati keindahannya di luar kesibukan bekerja sehingga dapat menghilangkan kejenuhan setelah bekerja. Pada dewasa ini taman tidak lagi hanya berfungsi sebagai open space, namun berkembang fungsinya menjadi lebih kompleks, berbagai macam tipe taman memberikan pola–pola aktifitas yang berbeda.
a.       Tipe pertama adalah taman yang fungsinya digabung dengan fasilitas olah raga, baik berupa lapangan terbuka dengan street furniture, jogging track, biking, dan olah raga lainnya.Taman menjadi sebuah places for play dan sport park. Taman jenis ini disebut sebagai Taman Aktif. Central Park di New York, Dunia Fantasi (Dufan) di Ancol-Jakarta serta Alun-alun di beberapa kota di Jawa, merupakan contoh taman aktif.
b.      Tipe kedua adalah dimana taman berfungsi sebagai sebuah taman rekreasi dengan fasilitas dan moda-moda penikmatan yang lengkap dan orang-orang membayar untuk menikmatinya. Penikmatan kepada rekreasi secara visual yang melibatkan vista pada tiap-tiap obyeknya. Pengunjung berjalan ketiap-tiap obyeknya dan berhenti untuk melihat apa yang ada disana (pertunjukan), sehingga model taman rekreasi ini dapat dikategorikan sebagai “taman rekreasi pasif”. Bundesgaten Park, Cologne, Germany, sebuah contoh taman dengan penanganan aktifitas rekreatif yang sangat berbeda, pengunjung dapat menikmati taman dengan kereta gantung yang membawa pengunjung kesetiap bagian taman dan pengunjung dapat menikmati vista dari atas. Tiap-tiap obyek tujuan berupa gallery, panggung band, theatre, dan obyek lainnya yang tidak memerlukan pelibatan tubuh penontonnya.
Elemen Taman Kota
Elemen taman dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Berdasarkan jenis dasar elemen :
1) Elemen alami
2) Elemen non alami (buatan)
b. Berdasarkan kesan yang ditimbulkan:
1) Elemen lunak (soft material) seperti tanaman, air dan satwa.
2) Elemen keras (hard material) seperti paving, pagar, patung, pergola, bangku taman, kolam, lampu taman, dan sebagainya.
c. Berdasarkan kemungkinan perubahan:  Taman dalam skala besar (dalam konteks lansekap), memiliki elemen perancangan yang lebih beragam yang memiliki perbedaan dalam hal kemungkinan dirubah. Elemen tersebut diklasifikasikan menjadi:
1) Elemen mayor (elemen yang sulit diubah), seperti sungai, gunung, pantai, hujan, kabut, suhu, kelembaban udara, radiasi matahari, angin, petir dan sebagainya.
2) Elemen minor (elemen yang dapat diubah), seperti sungai kecil, bukit kecil, tanaman, dan sebagainya serta elemen buatan manusia.
Taman kota dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu:
1.      Bergerombol atau menumpuk, yaitu taman kota dengan komunitas vegetasinya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah vegetasinya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat yang tidak beraturan.
2.      Menyebar, yaitu taman kota yang tidak mempunyai pola tertentu dengan komunitas vegetasinya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil.
3.      Berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasinya tumbuh pada lahan yang berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan, pantai, saluran, dan sebagainnya.
Beberapa prinsip desain yang harus diperhatikan dalam pembuatan taman adalah :
a. Tema, unity.
Penetapan tema yang terlihat dari adanya kesan kesatuan (unity) merupakan upaya untuk memunculkan kesan utama, karakter atau identitas. Melalui unity yang terjadi, karakter taman dapat terlihat dengan jelas, misal memiliki karakter sebagai taman bermain, taman rumah, taman formal, taman tropis, dan sebagainya.
b. Gradasi, variasi, repetisi.
Pembuatan gradasi bertujuan untuk menimbulkan kesan gerak sehingga terkesan dinamis dan berirama. Hal ini akan mencegah kemonotonan.
Contoh :
1)      warna hijau menjadi gradasi hijau tua ke hijau muda
2)      bentuk bulat diolah menjadi berbagai variasi bulat, misal berdasarkan ukuran (kecil – besar), berdasarkan tekstur (halus – kasar) dan sebagainya.
c. Kontras, penarik perhatian. Melalui pembuatan desain elemen tertentu yang memiliki kontras dengan elemen yang lainnya, akan menarik perhatian. Pemberian kontras ini akan memberikan kesan kejutan ataupun klimaks. Kontras, antara lain dapat dibuat dengan menerapkan:
1) warna yang menyolok
2) bentuk individual yang menarik
3) elemen yang unik, misal peletakan elemen tanaman pada lingkungan yang terdiri dari elemen buatan, dan sebagainya.
d. Kontrol, balance, skala, sederhana.
Prinsip desain ini mampu menjadi aspek penyeimbang, agar taman terkesan harmonis. Pada dasarnya desain merupakan pengaturan dan ekspresi dari elemen-elemen disain. Elemen desain terdiri dari titik, garis, bentuk/pola, warna, tekstur, bunyi, aroma dan gerak. Karakter / sifat yang melekat pada elemen taman ditata berdasarkan prinsip –prinsip desain
2.3  Peranan Ekosistem Taman Kota
Taman kota mempunyai fungsi yang banyak (multi fungsi ) baik berkaitan dengan fungsi hidroorologis, ekologi, kesehatan, estetika dan rekreasi.
a.       Taman perkotaan yang merupakan lahan terbuka hijau, dapat berperan dalam membantu fungsi hidroorologi dalam hal penyerapan air dan  mereduksi potensi banjir. Pepohonan melalui perakarannya yang dalam mampu meresapkan air ke dalam tanah, sehingga pasokan air dalam tanah (water saving) semakin meningkat dan jumlah aliran limpasan air juga berkurang yang akan mengurangi terjadinya banjir. Diperkirakan untuk setiap hektar ruang terbuka hijau, mampu menyimpan 900 m3 air tanah per tahun. Sehingga kekeringan sumur penduduk di musim kemarau dapat diatasi. Sekarang sedang digalakan pembuatan biopori di samping untuk dapat meningkatkan air hujan yang dapat tersimpan dalam tanah, juga akan memperbaiki kesuburan tanah. Pembuatan biopori sangat sederhana dengan mengebor tanah sedalam satu meter yang kemudian dimasuki dengan sampah, maka di samping akan meningkatkan air tersimpan juga akan meningkatkan jumlah cacing tanah dalam lubangan tadi yang akan ikut andil menyuburkan tanah.

b.      Taman kota mempunyai fungsi kesehatan. Taman yang penuh dengan pohon sebagai jantungnya paru-paru kota merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan fungsinya. Peran pepohonan yang tidak dapat digantikan yang lain adalah berkaitan dengan penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia. Setiap satu hektar ruang terbuka hijau diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen guna dikonsumsi 1.500 penduduk perhari, membuat dapat bernafas dengan lega.
c.       Taman kota mempunyai fungsi ekologis, yaitu sebagai penjaga kualitas lingkungan kota. Bahkan rindangnya taman dengan banyak buah dan biji-bijian merupakan habitat yang baik bagi burung-burung untuk tinggal, sehingga dapat mengundang burung-burung untuk berkembang. Kicauan burung dipagi dan sore akan terdengar lagi.
Terkait dengan fungsi ekologis taman kota dapat berfungsi sebagai filter berbagai gas pencemar dan debu, pengikat karbon, pengatur iklim mikro. Pepohonan yang  rimbun, dan rindang, yang terus-menerus menyerap dan mengolah gas karbondioksida (CO2), sulfur oksida (SO2), ozon (O3), nitrogendioksida (NO2), karbon monoksida (CO), dan timbal (Pb) yang merupakan 80 persen pencemar udara kota, menjadi oksigen segar yang siap dihirup warga setiap saat. Kita sadari pentingnya tanaman dan hutan sebagai  paru-paru kota yang diharapkan dapat membantu menyaring dan menjerap polutan di udara, sehingga program penghijauan harus mulai digalakkan kembali.
Tanaman mampu menyerap CO2 hasil pernapasan, yang nantinya dari hasil metabolisme oleh tanaman akan mengelurakan O2 yang kita gunakan untuk bernafas.  Setiap jam, satu hektar daun-daun hijau dapat menyerap delapan kilogram CO2 yang setara dengan CO2 yang diembuskan oleh napas manusia sekitar 200 orang dalam waktu yang sama.
Dengan tereduksinya polutan di udara maka masyarakat kota akan terhindar dari resiko yang berupa kemandulan, infeksi saluran pernapasan atas, stres, mual, muntah, pusing, kematian janin, keterbelakangan mental anak- anak, dan kanker kulit. Kota sehat, warga pun sehat.
d.      Taman dapat juga sebagai tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan edukatif. Tersedianya lahan yang teduh sejuk dan nyaman, mendorong warga kota dapat memanfaatkan sebagai sarana  berjalan kaki setiap pagi, olah raga da n bermain, dalam lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk, dan segar sehingga dapat menghilangkan rasa capek. Taman kota yang rindang mampu mengurangi suhu lima sampai delapan derajat Celsius, sehingga terasa sejuk.
Bahkan dari ramainya pengunjung tidak menutup kemungkinan banyak penjual jajanan untuk menyidiakan makanan.
e. Memiliki nilai estetika. Dengan terpeliharanya dan tertatanya taman kota dengan baik akan meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga akan memiliki nilai estetika. Taman kota yang indah, dapat juga digunakan warga setempat untuk memperoleh sarana rekreasi dan tempat anak-anak bermain dan belajar. Bahkan taman kota indah dapat mempunyai daya tarik dan nilai jual bagi pengunjung.
Upaya Menciptakan Taman Kota.
Mengingat betapa pentingnya fungsi taman kota maka Pemkot perlu:
1.      Menentukan kebijakan, rencana dan program taman dan hutan kota yang jelas yang disosialisasikan ke masyarakat dan instansi terkait, agar masyarakat bisa menyesuaikan, dan saya yakin Pemkot telah memilik rencana tata taman kota yang mantap. Perencanaan taman kota hendaknya dapat mendukung pamor Solo sebagai kota budaya. Sosaialisasi pengembangan dan pemeliharaan taman kota di segenap lapisan masyarakat ini dalam rangka segera tercapainya luasan ruang hijau diperkotaan. Kesadaran dan keterlibatan segenap lapisan masyarakat untuk menata lingkungannya sangat menunjang terciptanya taman kota secara makro;
2.      Dijalin kerja sama dengan masyarakat dan berbagai stakeholde, untuk meningkatkan pemeliharaan taman. Upaya ini untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memelihara taman-taman dilingkungannya, serta upaya mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas yang ada untuk taman kota, seperti kampus, halaman kantor atau industri.;
3.      Adanya aturan untuk mempertahankan taman kota yang telah ada, seperti taman Sriwedari dan taman Jurug sebagai cagar yang terlindungi.  Bahkan perlu adanya larangan untuk penebangan pohon yang berdiameter lebih dari 75 cm tanpa izin.
4.      Untuk di daerah yang akan dikembangkan, lahan untuk taman harus di alokasikan dengan baik dan dipertahankan keberadaannya. Sebab sering keberadaan taman-taman di pemukiman banyak yang dialih fungsikan oleh masyarakat untuk alasan vasilitas bersama berbentuk bangunan permanen seperti tempat/gedung olah raga, tempat ibadah, atau balai/kantor RW;
5.      Untuk memenuhi ruang terbuka hijau perlu pemanfaatan sarana umum, seperti taman pemakaman umum, lapangan olahraga, jalur hijau jalan raya, bantaran rel kereta api, bantaran sungai untuk dilakukan penghijauhan. Perlu adanya penertiban bantaran sungai yang ditempati secara liar termasuk lahan terbuka milik Pemkot, untuk dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau.
PENUTUP
2.4  Kesimpulan
·         Taman kota merupakan sebuah ruang terbuka yang secara ideal dapat mengintegrasikan antara lingkungan, masyarakat, dan kesehatan di lingkungan perkotaan dengan mempromosikan sebuah pendekatan ekologis terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia yang didasari pada kontak dengan alam. Taman kota memiliki beberapa karakteristik, antara lain memiliki vegetasi yang beragam, mudah dijangkau, memiliki fungsi perlindungan dan regulatif, serta adanya faktor biotik dan abiotik.
·         Struktur taman kota meliputi bentuk dan elemen taman kota. Bentuk taman kota yaitu bergerombol, menyebar, dan berbentuk jalur.  Elemen taman kota meliputi elemen alami, non alami, lunak, keras, mayor, dan minor.
·         Peranan taman kota adalah berperan dalam hidro-ologi, fungsi kesehatan, fungsi ekologis, tempat olahraga, sarana rekreasi, edukatif, dan estetika.
Saran
Kita menyadari betapa pentingnya taman kota oleh karena itu perlu terus diupayakan pemeliharaan taman kota, dengan mempertahankan yang sudah ada dan membangun yang baru. Selain itu, dalam upaya pemeliharaan taman kota, pemilihan tanaman hendaknya disesuaikan dengan fungsinya. Program penghijauan kota perlu terus digalakkan sebagai suatu gerakan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Daftar pustaka
Atmojo, Sunturo Wongso. 2007. Menciptakan Taman Kota Berseri. (online), (suntoro.staff.uns.ac.id/files/.../32menciptakan-taman-kota-berseri.doc, diakses tanggal 10 Maret 2011).
Irwan, Zoer’aini Djamal. 2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Irwan, Zoer’aini Djamal. 1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas, dan Lingkungan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Total comment

Author

Unknown